contac : 085656194377
fathur40@yahoo.co.id
www.goldmineint.com
| Salient Features: | |
| Name: | WT-Gents |
| Article Type: | Gold Plated Gents Wrist Watch |
| Finish: | Glossy |
| Carat: | 18 |
| Colour: | Yellow and Brown |
| Price: | US$ 70 |
| Target: | Male |
| Status: | Available |
| Delivery: | Within 3-4 weeks |
Description:
GMI Swiss Watch
18K Gold Plated
3ATM Water Resistant
Stainless Steel Back
Genuine Leather Strip
| Salient Features: | |
| Name: | Standard Coin |
| Article Type: | Standard Gold Coin |
| Finish: | Glossy |
| Carat: | 24 |
| Weight: | 20 gm approx. |
| Diameter: | 31 mm |
| Colour: | Yellow Gold |
| Price: | US$ 740 |
| Status: | Available |
| Delivery: | Within 3-4 weeks |
Manfaat Apa Yang Anda Peroleh Dengan Berkebun EMAS?
| Seringkali Anda memiliki "bocor" pada dompet Anda. Tanpa disadari bocor ini menyebabkan uang mengalir deras keluar tanpa manfaat yang jelas. Berapapun banyaknya uang yang Anda masukkan, semuanya akan habis tanpa sisa. Dengan pengetahuan dari ber-Investasi EMAS, Anda dapat segera menambal bocor ini dan merubahnya menjadi bentuk Asset yang menguntungkan. | |||||
| Bagaimana menyelamatkan tabungan Anda dari "perampok" yang tidak pernah ditangkap polisi, yakni INFLASI? Fakta membuktikan Agustus 2008 US$ 1 = Rp 9.200 dan Februari 2009 US$ 1 = Rp 12.200, hanya dalam jangka waktu 6 BULAN, daya beli uang kertas Anda SUSUT 30% !!! | |||||
| Kenapa harus EMAS? Bagaimana para pemilik EMAS tertawa ketika terjadi 2x Krisis moneter di Indonesia, sementara pemilik investasi lainnya (saham, reksadana, dsb) menangis? Betulkah EMAS tahan terhadap Inflasi (ZERO INFLATION)? | |||||
| Bagaimana mempertahankan daya beli Uang Anda 10 bahkan 20 tahun yang akan datang? Kenapa simpanan Anda jangan dalam bentuk Tabungan atau Deposito? | |||||
| Tidak peduli siapapun Anda saat ini (Karyawan, Profesional, Pengusaha maupun Ibu Rumah Tangga) dan berapapun penghasilan Anda saat ini, Rahasia ini tetap bisa membuat Anda ber-investasi EMAS dan memperoleh semua manfaatnya. | |||||
| Bagaimana memilih jenis EMAS yang paling optimum untuk Investasi? Dimana membelinya? Dan bagaimana menjaganya dengan 99,99% aman tanpa harus khawatir dicuri? | |||||
| Bagaimana hanya dengan Uang Rp 1.2jt Anda bisa membeli 10 gram EMAS batangan atau dengan uang Rp 10jt saja Anda bisa memiliki 7 buah EMAS batangan @ 10gram. (Harga EMAS batangan 24K pada saat artikel ini ditulis Rp 360.000/grm) | |||||
| Anda akan memperoleh 3 (tiga) Jurus Cerdas Berkebun EMAS yang merupakan strategi paling ampuh untuk membeli EMAS hanya dengan modal yg sangat minimum. Dengan mempraktekkan jurus ini 1-2kg EMAS bukan lagi mimpi tapi sudah didepan mata... | |||||
| Anda akan dipandu langkah-langkah untuk mempraktekan jurus-jurus ini langsung dengan Saya melalui FORUM yang telah saya sediakan maupun melalui eMail | |||||
| Garansi Konsultasi Gratis SEUMUR HIDUP dengan saya ditambah update dan berita-berita terkini mengenai perkembangan pasar EMAS | |||||
| Anda otomatis akan tergabung dengan sistem Afiliasi kami, artinya setiap terjadi penjualan eBook ini atas rekomendasi atau afiliasi Anda, maka anda berhak mendapat 40% dari hasil penjualan ditambah puluhan bonus point senilai ratusan juta rupiah. Klik disini untuk keterangan lebih lengkap. |
Bagaimana Uang Hasil KERJA KERAS Anda Mempunyai NILAI DAN DAYA BELI YANG SAMA 10 Bahkan 20 Tahun Yang Akan Datang? Bagaimana Membeli EMAS Dengan MODAL HANYA 1/3 Dari Harga EMAS?
Saya Akan Buka Rahasia Bagaimana MEMBELI EMAS Dengan Cara YANG TIDAK PERNAH ANDA BAYANGKAN SEBELUMNYA...
Inflasi adalah faktor ketidakpastian terbesar yg paling sulit diatasi, diam-diam inflasi merampok asset Anda dan MENURUNKAN DAYA BELI Anda. Tahun 80 Anda bisa memperoleh SEPEDA MOTOR baru dengan uang 1jt, saat ini dengan uang yang sama Anda hanya dapat membeli SEPEDA tanpa MOTOR.
Saat ini Anda bekerja keras untuk menghasilkan sebanyak mungkin Uang dengan meng-gadaikan waktu Anda, harapannya suatu hari nanti Anda akan menikmati kebebasan waktu Anda. Uang bukanlah masalah Anda saat ini... Namun ingat, 90% dari Anda ketika memasuki usia 50-60 tahun, disaat seharusnya Anda menikmati kebebasan waktu, Uang justru menjadi masalah Anda....
Perjalanan saya 5-6 tahun terahir ini dalam menggeluti berbagai bisnis seperti Bengkel, Mini Market Alfa/Indomaret, Property, dsb membawa saya ke berbagai situasi dan pengalaman bisnis yang berbeda. Disela-sela kesibukan bisnis, sayapun sering diminta untuk mengisi Seminar maupun Workshop terutama di lingkungan Entrepreneur University berbagai kota di seluruh Indonesia. Perjalanan dan pengalaman tersebut mendorong saya untuk terus mencari berbagai alternatif bisnis dan investasi. Tahun 2007 ahir saya menemukan sebuah Rahasia bagaimana ber-investasi Emas dengan cara "gila" yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Sepanjang tahun 2008 lalu saya melakukan uji coba... ternyata ini adalah Rahasia yang luar biasa sekali.
Baru diawal tahun 2009 ini, setelah betul-betul mantap, saya bagikan Rahasia ini dalam berbagai Business Sharing, Seminar maupun Workshop. Alhamdulillah mendapat sambutan yang luar biasa terutama karena strategi investasi ini mudah dan terjangkau berbagai kalangan, dan yang lebih membahagiakan adalah manfaat nyata yang telah mereka peroleh dan rasakan...
BISNIS EMAS, MASIHKAH MENGGIURKAN?
Emas, Investasi yang Tak Pernah Mati (Bagian terakhir dari 3)
Harian Investor Daily, 18/12/2008 23:38:24 WIB
Oleh Abdul Aziz
JAKARTA, Investor Daily
Ingin investasi yang menguntungkan, aman, minim risiko, tahan krisis, dan kebal inflasi? Benar, emaslah jawabannya. Dari seabrek instrumen dan produk investasi yang ada di mayapada ini, kedigdayaan emas belum tertandingi. Emas bahkan lebih ciamik ketimbang deposito, saham, obligasi, dan instrumen-instrumen investasi modern lainnya.Hasil kajian sebuah lembaga survei investasi yang dirilis pada 2003, misalnya, memperkirakan harga emas pada 2013-2015 tembus US$ 8.000 per troy ounce (toz).
Berarti, dengan ancar-ancar harga emas sekarang US$ 800 per toz (satu toz setara 31,1 gram), seseorang yang menyimpan emas 1 toz bisa mereguk keuntungan hingga 900% pada 2013-1015. Bayangkan, 900% hanya dalam tempo lima tahun!
Emas memang punya nilai intrinsik yang cenderung tetap, bahkan bisa meningkat mengikuti perkembangan waktu. Sejarah membuktikan, logam mulia itu tidak memiliki efek inflasi (zero inflation effect) dan tak tergerus dolar AS atau mata uang kuat lainnya, sehingga harganya lebih stabil dan memiliki nilai riil.
Itu sebabnya, emas lebih tahan guncangan dan gejolak ekonomi. Alhasil, negara-negara pengguna mata uang berbasis emas seperti Dirham dan Dinar di Timur Tengah, memiliki perekonomian yang lebih stabil.
Statistik menunjukkan, jika inflasi melonjak, harga emas naik lebih tinggi dari angka inflasi. Semakin tinggi inflasi, kian tinggi pula kenaikan harga emas. Bila inflasi mencapai 10%, harga emas naik 13%. Bila inflasi 20%, harga emas naik 30%. Dan, jika inflasi mencapai 100%, harga emas naik 200%.
Cuma, memang, di balik keunggulan-keunggulannya, emas juga memiliki sejumlah kelemahan, seperti relatif kurang praktis (sulit disimpan), serta berisiko hilang, dicuri, atau dirampok. Jika proses
penyimpanannya kurang terjaga, emas juga bisa mengalami oksidasi dan perubahan warna. Sedangkan emas berbentuk koin bila terjatuh sulit di-treatment ulang, sehingga harganya bisa berkurang. Kekurangan lainnya, dalam kondisi normal dan jangka pendek, return emas relatif stabil dan tidak seatraktif saham atau properti. Dengan kata lain, dalam kondisi biqsa, emas kurang cocok bagi investor yang memiliki adrenalin tinggi dan suka tantangan. Emas juga kurang cocok untuk investasi jangka pendek karena karakteristiknya sebagai lindung nilai (hedging).
Toh, secara umum, emas yang konon sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi tetap saja menggiurkan sebagai produk investasi. Apalagi, kini, emas mengalami diversifikasi lebih luas, sehingga investor tidak semata harus menyimpan logam berharga itu dalam bentuk fisik (batangan, perhiasan, koin), melainkan bisa dalam bentuk lain, seperti tabungan jangka panjang, valas, atau kontrak gulir emas.
Krisis Global
Pertanyaan besarnya, bagaimana berinvestasi emas di tengah gejolak perekonomian global saat ini? Tentu saja emas masih menjanjikan. Dalam hitungan paling rasional, cadangan emas di muka bumi sangat terbatas, padahal jumlah manusia terus bertambah.
Cadangan emas di bank-bank sentral di dunia, misalnya, dikabarkan terus menurun. Bila mengikuti teori penawaran dan permintaan, berarti harga emas bakal naik terus.
Hanya saja, dalam kondisi sekarang, menerka harga emas memang gampang-gampang susah. Terlepas dari itu, “Emas harus ada dalam profil portofolio kita, baik sebagai hedging maupun untuk menjaga likuiditas. Idealnya, persentase emas mencapai 10-20% dari total portofolio investasi kita,” papar pengamat pasar modal Felix Sindhunata.
Fluktuasi harga emas memang ditentukan banyak faktor, dari faktor musiman, penawaran dan permintaan, sampai faktor persepsi. Kini, emas juga memiliki korelasi yang sangat kuat dengan dolar AS. “Kalau Presiden Obama punya gebrakan bagus yang bisa membenahi perekonomian AS, harga emas bisa turun, karena investor akan kembali ke Wall Street untuk memborong saham. Investor juga akan beralih kembali ke dolar AS yang terapresiasi,” ujar pengamat emas yang juga Country Manager World Gold Council (WGC) Indonesia Leo Hadi Loe.
Bagaimana jika gebrakan Obama tak membuahkan hasil? Jika Obama gagal, duit dolar yang dicetak untuk membiayai pemulihan ekonomi, bakal mubadzir. Ujung-ujungnya, dolar yang beredar akan berlebih, sehingga memicu inflasi dan stagnasi ekonomi. Pada akhirnya, dolar AS juga runtuh. Nah, kalau itu terjadi, “Harga emas tahun depan bisa tembus US$ 900 per toz,” ucap Leo Hadi Loe.
Yang pasti, di tengah gonjang-ganjing ekonomi global, kecenderungan masyarakat untuk menyimpan emas ternyata meningkat. Berdasarkan hasil survei perusahaan jasa keuangan global, ING, investor di Indonesia yang ingin berinvestasi emas pada triwulan IV-2008 mencapai 29%. “Emas menempati peringkat kedua setelah properti (36%), dan lebih tinggi dibanding dana pensiun (10%),” kata Presiden Direktur PT ING Securities Indonesia Robert Scholten.
Yang lebih penting, investor di Indonesia kini juga bisa berinvestasi emas dengan menggunakan dolar AS di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Pada 10 Desember lalu, BBJ resmi membuka perdagangan kontrak gulir emas dalam denominasi mata uang dolar AS (KGEUSD) dengan referensi harga emas pasar fisik di London (Loco London).
“Margin awal perdagangan ditetapkan sekitar US$ 2.500 per lot. Nasabah bisa menyetor 5% dari nilai investasi awal,” tutur Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud.
Bretton Woods System
Mau tidak mau, krisis ekonomi global memang memaksa para investor yang selama ini berinvestasi pada produk-produk portofolio derivatif, melirik emas. Muhaimin Iqbal, penulis buku Dinas Solution, dalam situs dinarworld.com membeberkan hasil kajiannya mengenai korelasi emas, rupiah, dan dolar AS selama rentang waktu 40 tahun terakhir (1968-2008).
Pada 1968, saat nilai tukar rupiah mencapai Rp 296 per dolar AS, harga emas berada pada level Rp 369 per gram. Sepuluh tahun kemudian (1978), rupiah terdepresiasi menjadi Rp 442 per dolar AS, dan harga emas menjadi Rp 2,746 per gram. Berarti, selama 10 tahun, dolar AS mengalami kenaikan 49% terhadap rupiah, sedangkan harga emas naik 645%.
Masih menurut Muhaimin Iqbal, kenaikan dolar AS terhadap rupiah yang lebih baik dibanding kenaikan harga emas hanya sekali terjadi, yakni pada 1988-1998, itu pun semata-mata karena anomali satu tahun (krisis 1998). Bahkan dolar AS yang saat ini berada pada kisaran Rp 11.000 hanya naik 3,663% dibandingkan 40 tahun silam. Bandingkan dengan harga emas yang kini Rp 266,477 per gram (naik 72,202%).
Boleh jadi, karena itulah, pada tataran ekonomi dunia kini muncul wacana diberlakukannya kembali Bretton Woods System. Sekadar menyegarkan ingatan, dalam sistem moneter dikenal tiga macam sistem nilai tukar, yaitu fixed exchange rate system (kurs tetap), floating exchange rate system (kurs mengambang), dan pegged exchange rate system (pematokan atau pengaitan terhadap mata uang lain).
Masa fixed exchange rate system ditandai dengan diberlakukannya Bretton Woods System pada 1 Maret 1947. Sistem ini menuntut nilai suatu mata uang dikaitkan (convertible) terhadap emas (gold exchange standard). Sistem tersebut kandas setelah The Fed mencetak dolar melebihi kapasitas emas yang dimilikinya, sampai akhirnya nilai tukar dolar AS jebol.
Menyusul luruhnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap dolar AS, Pemerintah AS akhirnya membatalkan Bretton Woods System melalui Dekrit Presiden Nixon pada 15 Agustus 1971. Mungkinkah Bretton Woods System diberlakukan lagi?
